Seiring dengan semakin terintegrasinya alat AI seperti ChatGPT ke dalam alur kerja kita, pertanyaan tentang keamanan data menjadi pusat perhatian. Dengan banyaknya perusahaan dan individu yang mengandalkan alat ini untuk segala hal, mulai dari bertukar pikiran hingga pengambilan keputusan, penting untuk memahami apa yang terjadi pada informasi yang Anda unggah. Apakah data sensitif Anda berisiko dibagikan atau bocor? Mari kita bahas fakta dan mitos seputar privasi data dalam sistem AI.

Apa yang Terjadi dengan Informasi yang Anda Unggah?

Saat Anda berinteraksi dengan ChatGPT, informasi yang Anda berikan dapat digunakan dalam beberapa cara, tergantung pada bagaimana sistem dikonfigurasi dan kebijakan yang berlaku:

  1. Isolasi Data: Percakapan bersifat silo, artinya masukan dari satu pengguna tidak dapat langsung muncul di sesi pengguna lain. Data Anda tidak dapat diakses oleh pengguna lain.
  2. Penggunaan Data untuk Pelatihan: Dalam beberapa kasus, informasi dapat digunakan untuk meningkatkan versi AI di masa mendatang, tetapi proses ini melibatkan anonimisasi dan agregasi. Pengguna perusahaan sering kali memiliki opsi untuk tidak ikut serta.
  3. Tidak Ada Berbagi Langsung: OpenAI tidak mengizinkan informasi spesifik yang dapat diidentifikasi dari satu pengguna untuk dibagikan kepada pengguna lain, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Bisakah Data Anda Muncul dalam Respons Orang Lain?

Ini adalah masalah umum, tetapi risikonya rendah. AI tidak "mengingat" sesi individual. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  1. Asosiasi Statistik: Jika informasi yang sangat unik atau spesifik dimasukkan berulang kali oleh beberapa pengguna, model tersebut mungkin menghasilkan respons serupa berdasarkan pola yang telah dipelajarinya. Ini bukanlah pelanggaran tetapi tumpang tindih yang tidak diinginkan dalam pelatihan umum.
  2. Perlindungan Perusahaan: Untuk perusahaan yang menggunakan alat AI dalam industri sensitif, solusi tingkat perusahaan menawarkan protokol privasi yang lebih ketat dan memastikan bahwa data yang diunggah tidak digunakan untuk melatih model publik.

     

Mengapa Perusahaan Harus Peduli?

Meskipun risiko langsung terjadinya kebocoran data sangat minimal, perusahaan harus mempertimbangkan potensi kerugian dari pengunggahan informasi sensitif ke platform AI pihak ketiga:

  1. Kepatuhan terhadap peraturan: Industri yang diatur oleh peraturan perlindungan data seperti GDPR atau HIPAA mungkin menghadapi akibat hukum jika informasi sensitif salah ditangani.
  2. Risiko Kekayaan Intelektual: Data kepemilikan yang diunggah ke perangkat AI dapat secara tidak sengaja memengaruhi keluaran model di masa mendatang, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang kerahasiaan.
  3. Kerentanan Pelanggaran: Meskipun OpenAI menggunakan langkah-langkah keamanan yang kuat, tidak ada sistem yang kebal terhadap ancaman siber.

Praktik Terbaik untuk Menggunakan AI Secara Aman

Untuk mengurangi risiko, perusahaan harus mengadopsi praktik terbaik berikut:

  1. Hindari Mengunggah Data Rahasia: Jangan sekali-kali memasukkan informasi keuangan, hak milik, atau pribadi yang bersifat sensitif, kecuali jika diperlukan.
  2. Gunakan Solusi Perusahaan: Pilih versi alat AI tingkat perusahaan dengan tindakan perlindungan data yang ditingkatkan.
  3. Didik Tim Anda: Latih karyawan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan sistem AI secara aman.
  4. Tinjau Ketentuan Layanan: Pastikan Anda memahami bagaimana data Anda digunakan dan apakah data tersebut dapat disimpan untuk tujuan pelatihan.

Pada bulan Maret 2023, Otoritas Perlindungan Data (DPA) Italia melarang sementara ChatGPT, dengan alasan kekhawatiran atas pelanggaran privasi dataInvestigasi DPA mengungkap masalah yang terkait dengan pengumpulan data pengguna secara massal untuk algoritma pelatihan dan langkah-langkah verifikasi usia yang tidak memadai. OpenAI, pengembang ChatGPT, menanggapi dengan menerapkan langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, yang menyebabkan chatbot tersebut kembali digunakan di Italia sekitar empat minggu kemudian. 
BBC

Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya sistem yang kuat praktik perlindungan data saat menggunakan alat AI seperti ChatGPTPerusahaan harus waspada terhadap data yang mereka masukkan ke platform tersebut, terutama saat menangani informasi sensitif atau hak milik. Memastikan kepatuhan terhadap peraturan perlindungan data dan menerapkan kebijakan internal yang ketat dapat membantu mengurangi potensi risiko yang terkait dengan penggunaan AI.

Meskipun semua protokol keamanan telah diterapkan, OpenAI sangat menyarankan untuk menghindari pengunggahan data rahasia. Rekomendasi ini menyoroti risiko inheren yang terkait dengan penggunaan alat AI seperti ChatGPT untuk informasi sensitif. Oleh karena itu, tidaklah aman bagi perusahaan untuk mengandalkan alat-alat ini untuk menangani data milik sendiri atau rahasia. Bisnis harus mengevaluasi penggunaan AI secara cermat dan mempertimbangkan solusi alternatif yang mengutamakan privasi dan kepatuhan data.